Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi alat yang ampuh untuk menghubungkan orang -orang dari seluruh dunia. Namun, dengan konektivitas ini muncul potensi ideologi berbahaya untuk menyebar dengan cepat dan mudah. Salah satu kelompok yang telah memperoleh ketenaran karena menyebarkan pandangan ekstremis adalah Laskar89.
Laskar89 adalah kelompok media sosial yang telah menjadi simbol ekstremisme di Indonesia. Grup, yang didirikan pada tahun 2015, telah mendapatkan banyak pengikut di platform seperti Facebook dan Twitter. Anggota kelompok itu mendukung pandangan radikal, termasuk dukungan untuk Negara Islam dan menyerukan kekerasan terhadap non-Muslim.
Pemimpin kelompok, yang menggunakan nama samaran Abu Jandal, telah vokal dalam dukungannya untuk ideologi ekstremis. Dia telah menyerukan pembentukan kekhalifahan di Indonesia dan telah mendorong para pengikutnya untuk mengangkat senjata atas nama Islam.
Pada tahun 2018, Laskar89 mendapat perhatian internasional ketika dikaitkan dengan serangkaian pemboman di Surabaya, Indonesia. Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, yang menargetkan gereja dan kantor polisi. Pemboman itu menewaskan lusinan dan ratusan orang terluka, dan memicu gelombang ketakutan dan kemarahan di seluruh negeri.
Sejak itu, otoritas Indonesia telah menindak Laskar89, menangkap beberapa anggotanya dan menutup akun media sosialnya. Namun, grup terus beroperasi di bawah tanah, menyebarkan pandangan ekstremisnya melalui aplikasi pesan terenkripsi dan saluran lainnya.
Munculnya kelompok -kelompok seperti Laskar89 menyoroti bahaya ekstremisme di era digital. Platform media sosial menyediakan tanah subur bagi ideologi radikal untuk bertahan dan menyebar dengan cepat. Meskipun platform ini bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan, mereka juga dapat digunakan untuk mempromosikan kebencian dan kekerasan.
Penting bagi pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil untuk bekerja sama untuk memerangi ekstremisme secara online. Ini termasuk pemantauan dan menghilangkan konten ekstremis, serta mendidik masyarakat tentang bahaya radikalisasi.
Membuka kedok kelompok seperti Laskar89 adalah langkah penting dalam memerangi ekstremisme. Dengan menyoroti kegiatan mereka dan meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan mereka, kami dapat membantu mencegah kekerasan lebih lanjut dan mempromosikan toleransi dan pemahaman dalam masyarakat kita.